Manajemen

Apa itu Manajemen?

Manajemen merupakan rangkaian perbuatan menggerakkan karyawan-karyawan dan mengerahkan segenap fasilitas kerja agar tujuan kerja sama yang telah ditetapkan benar-benar tercapai.

Pada setiap kegiatan diperlukan bantuan data dan informasi. Demikian pula pada kegiatan pengambilan keputusan byang kita kenal sebagai Sistem Informasi Manajemen atau Management Information System (MIS).

SIM adalah suatu sistem yang mengintegrasikan berbagai jenis data dan informasi mengenai berbagai macam kegiatan perkantoran, dalam rangka membantu pimpinan atau manajemen melakukan kegiatan pengambilan keputusan.

Sistem disini diartikan sebagai suatu mekanisme yang mengatur data dan informasi mulai dari pengumpulan, pemilihan, pengolahan, penyimpanan, penemuan kembali, penyajian pendistribusian kepada para manajemen atau pengambil keputusan. Sistem tersebut juga mengatur segala hubungan saling berkaitan, saling ketergantungan, dan saling mendukung, dari berbagai komponen dan fungsi kegiatan yang ada pada suatu perkantoran.

Informasi adalah data yang sudah diolah sesuai dengan kebutuhan pengambilan keputusan.

Manajemen disini adalah para pimpinan yang bertugas membuat keputusan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan dari masing-masing fungsi yang ada di perkantoran, baik pada tingkat manajemen atas, manajemen tengah maupun manajemen bawah.

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa SIM adalah suatu sistem yang dapat menghasilkan informasi yang siap untuk dipergunakan oleh manajemen dalam mengambil keputusan.

Apa jenis-jenis manajemen?

A.     Manajemen Ilmiah (Scientific management)

Manajemen Ilmiah adalah manajemen yang berdasar ilmu, artinya yang dapat dikaji secara ilmiah, dianalisis dengan menggunakan metode ilmiah dan dapat diperoleh suatu sintesis. Dikatakan manajemen ilmiah karena dapat manajemen dapat dipelajari secara ilmiah di tempat-tempat pendidikan (sekolah, penidikan tinggi atau tempat-tempat kursus). Pelopor Manajemen Ilmiah adalah F.W. Taylor ( USA) dan H.Fayol (Perancis).

B.    Manajemen Sistematis

Manajemen Sitematis menunjukkan bahwa segala sesuatu diatur secara sistematis,yaitu secara tertib, rapi dan teratur dengan tujuan untuk menghindarkan hal-hal yang tidak dikehendaki.

C.    Manajemen Terbuka (Open Management)

Manajemen Terbuka sering menimbulkan salah pengertian, yang dimaksud dengan “terbuka“ di sini adalah di mana pimpinan sebelum mengambil suatu keputusan terlebih dahulu memberi kesempatan kepada staf dan bawahannya untuk memberikan saran-saran, ide-ide atau pendapat-pendapat, namun keputusan tetap ditentukan oleh pimpinan.

D.    Manajemen Demokratis

Yang dimaksud dengan demokratis di sini adalah mengarah ke demokrasi Pancasila. Jadi para staf dan bawahan bukan sekedar menyumbangkan pemikiran , prakarsa serta pertimbangan semata, tetapi ikut serta menentukan keputusan atas dasar musyawarah untuk mufakat.

E.   Manajemen tradisional.

Manajemen Tradisional adalah manajemen yang digunakan dengan sistem kerja dan cara berpikir mengikuti cara-cara zaman dahulu dan bahkan sampai masa sekarang ini masih ada yang menggunakannya. Manajemen tradisional biasanya digunakan turun temurun, tidak ada kreasi, monoton dan tidak dinamis.

 F.     Manajemen Bapak

Dikatakan “manajemen bapak “, karena dalam setiap usaha/kegiatan dari organisasi selalu mengikuti jejak bapak (pimpinan), apa yang dikatakan bapak itulah yang benar. Untuk manajemen semacam ini terdapat aspek baik buruknya.

 Kepemimpinan

 Arti kepemimpinan

Kepemimpinan didefinisikan sebagai seni atau proses untuk mempengaruhi dan mengarahkan serta menggerakkan orang lain agar mereka mau berusaha/bekerja untukmencapai tujuan yang hendak dicapai.

 Fungsi-fungsi Utama Pemimpin

 Ada dua fungsi utama dari seorang pemimpin, yaitu : (1).Fungsi pemecahan masalah dan (2). Fungsi Sosial

  1. Fungsi pemecahan masalah

Fungsi ini berhubungan dengan tugas seorang pemimpin dengan pekerjaan yang mencakup memberikan jalan keluar dari suatu masalah, memberikan pendapat dan inforamasi.

     2.  Fungsi Sosial

Fungsi sosial berhubungan dengan kehidupan kelompoknya yang mencakup mendorong anggota kelompok untuk mencapai tujuan dan menjaga suasana kelompok.

 Perencanaan

A.     Perencanaan (Planning)

Perencanaan adalah sesuatu yang akan direncanakan tentang apa yang akan dicapai, yang kemudian memberkan pedoman, garis-garis besar tentang apa yang akan dituju. Perencanaan merupakan persiapan-persiapan untuk pelaksanaan suatu tujuan, berupa rumusan-rumusan tentang “apa” dan “bagaimana “ suatu pekerjaan dapat dilaksanakan. Persiapan-persiapan tesebut dapat berupa tindakan-tindakan administrasi atas tindakan-tindakan selanjutnya.

B.    Definisi Perencanaan

Pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemutusan selanjutnya apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana dan oleh siapa.

C.   Manfaat Perencanaan

1.    Membantu Manajemen menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan

2.    Membantu dalam kristalisasi persesuaian masalah utama

3.    Memahami keseluruhan gambaran operasi lebih jelas

4.    Membantu penempatan tanggung jawab lebih cepat

5.    Memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi

6.    Memudahkan dalam koordinasi di antara berbagai bagian organisasi

7.    Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami

8.    Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti

9.    Menghemat waktu, usaha, waktu dan dana

 D. Jenis Rencana

Organisasi menggunakan dua rencana utama :

  1. Rencana strategic
  2. Rencana operasional

 Rencana operasional tumbah dari rencana strategic dan pernyataan misi, terdapat empat pokok perbedaan antara rencana strategic dan operasional :

  1. Horison waktu
  2. Ruang lingkup
  3. Kerumitan dan dampak
  4. Ketidaktergantungan

 

Amsyah, Zulkifli. 1989. Manajemen Kearsipan. Gramedia Pustaka Utama

Endang, Sri R,Sri Mulyani, Suyetty. 2010. Modul Memahami Prinsip-prinsip Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran. Penerbit Erlangga.

http://data.bmkg.go.id/share/Dokumen/modul%208-11.pdf

Stress

Pengertian Stres 

 
          Apakah arti stres itu? Apakah stres selalu bermakna negatif? Stres adalah bentuk ketegangan dari fisik, psikis, emosi maupun mental. Bentuk ketegangan ini mempengaruhi kinerja keseharian seseorang
Menurut Selye (Bell, 1996) stress diawali dengan reaksi waspada (alarm reaction) terhadap adanya ancaman, yang ditandai oleh proses tubuh secara otomatis, seperti: meningkatnya denyut jantung, yang kemudian diikuti dengan reaksi penolakan terhadap stressor dan akan mencapai tahap kehabisan tenaga (exhaustion) jika individu merasa tidak mampu untuk terus bertahan.
Stres merupakan:
·         Respons terhadap kondisi lingkungan yang tak diinginkan, dan bagaimana tubuh bereaksi pada tuntutan yang dihadapi”.
·     Jika tuntutan berlebihan diberikan pada seseorang, hal tersebut dapat melampaui kemampuan orang tersebut untuk mengatasinya.
·           Respons non-specific tubuh pada tuntutan yang diterima, baik yang menyenangkan atau tidak.
·           Tekanan yang tak teratasi, regangan atau kekuatan yang bekerja pada sistem fisik atau mental seseorang yang tidak berlanjut dapat menyebabkan kerusakan.
Jadi, stress dapat mempengaruhi fisik, psikis mental dan emosi. Tetapi, stress dapat mempunyai dua efek yang berbeda, bisa negatif ataupun positit, tergantung bagaimana kuatnya individu tersebut menghadapi stress atau bagaimana individu tersebut mempersepsikan stress yang sedang dihadapinya.
Pada tertentu sebenarnya kita memerlukan stres. Stres yang optimal akan membuat motivasi menjadi tinggi, orang menjadi lebih bergairah, daya tangkap dan persepsi menjadi tajam, menjadi tenang, dan lain-lain. Adapun stres yang terlalu rendah akan mengakibatkan kebosanan, motivasi menjadi turun, sering bolos, dan mengalami kelesuan. Sebaliknya stres yang terlalu tinggi mengakibatkan insomnia, lekas marah, meningkatnya kesalahan, kebimbangan, dan lain-lain.
Stres juga harus dibedakan dengan stresor. Stresor adalah sesuatu yang menyebakan stres. Stres itu sendiri adalah akibat dari interaksi (timbal-balik) antara rangsangan lingkungan dan respons individu.
 
Arti penting stress
☺      Faktor-faktor individual dan sosial yang menjadi penyebab stres
Terjadinya stres tergantung pada stresor dan tanggapan seseorang terhadap stresor tersebut. Stresor meliputi berbagai hal. Lingkungan fisik bisa menjadi sumber stresor, seperti suhu yang terlalu panas atau dingin, perubahan cuaca, cahaya yang terlalu terang/gelap, suara yang terlalu bising dan polusi merupakan sumber-sumber potensial yang bisa menjadi stresor. Kepadatan juga bisa mengakibatkan stres. Penduduk yang tinggal di kampung-kampung yang kumuh yang biasanya harus membagi ruak geraknya dengan banyak orang lain cenderung lebih mudah meledak dibanding dengan penduduk yang tinggal dia area kurang padat.
     Stresor bisa berasal dari individu sendiri. Konflik yang berhubungan dengan peran dan tuntutan tanggung jawab yang dirasakan berat bisa membuat seseorang menjadi tegang.
     Stresor yang lain berasal dari kelompok seperti: hubungan dengan teman, hubungan  dengan atasan dan hubungan dengan bawahan.
     Terakhir, stresor bisa bersumber dari ke organisasian seperti kebijakan yang diambil perusahaan, struktur organisasi yang tidak sesuai dan partsipasi para anggota yang rendah.
 
 
                 
☺      Efek-efek Stres Menurut Hans Selye > General Adaptation Stress
 
Menurut seorang pelopor penelitian mengenai stre yang dilahirkan di Austria bernama Hans Selye (1974,1983), stres sebenarnya adalah kerusakan yang dialami tubuh akibat berbagai tuntutan yang ditempatkan padanya. Sindrom adaptasi umum (general adaptation syndrome/GAS) adalah konsep yag dikemukakan oleh Selye yang menggambarkan efek umum pada tubuh ketika ada tuntutan yang ditempatkan pada tubuh tersebut. GAS terdiri dari tiga tahap : peringatan, perlawanan, dan kelelahan dan Local Adaptation Syndrome (LAS)
General Adaptation Syndrome (GAS)
1.   Tahap peringkatan (alarm), individu memasuki kondisi shock yang bersifat sementara, suatu masa dimana pertahanan terhadap stres ada di bawah normal. Individu mengenali keberadaan stres dan mencoba menghilangkannya. Otot menjadi lemah, suhu tubuh menurun, dan tekanan darah juga turun. Kemudian terjadi apa yang disebut dengan countershock, dimana pertahanan terhadap stres mulai muncul; korteks adrenal mulai membesar, dan pengeluaran hormone meningkat. Dan tahap alarm berlangsung dengan singkat.
2.      Tahap perlawanana (resistance)
Dimana pertahanan stres menjadi semakin intensif, dan semua upaya dilakukan untuk melawan stres. Pada tahap pertahanan, tubuh individu dipenuhi oleh hormone stres; tekanan darah, detak jantung, suhu tubuh dan pernafasan semua meningkat. Bila semua upaya yang dilakukan untuk melawan stres ternyata gagal dan stres tetap ada, individu akan memasuki tahap kelelahan.
3.      Tahap kelelahan (exhausted)
Dimana kerusakan pada tubuh semakin meningkat, orang yang bersangkutan mungkin akan jatuh pingsan di tahap kelelahan ini, dan kerentanan terhadap penyakit akan meningkat.
Local Adaptation Syndrom (LAS)
Tubuh menghasilkan banyak respons setempat terhadap stress. Respon setempat ini termasuk pembekuan darah dan penyembuhan luka, akomodasi mata terhadap cahaya, dll. Responnya berjangka pendek.
Karakteristik dari LAS :
-respon yang terjadi hanya setempat dan tidak melibatkan semua system.
-respon bersifat adaptif; diperlukan stressor untuk menstimulasikannya.
-respon bersifat jangka pendek dan tidak terus menerus.
-respon bersifat restorative.
Sebenarnya respon LAS ini banyak kita temui dalam kehidupan kita sehari – hari seperti yang diuraikan dibawah ini :
a. Respon inflamasi
Respon ini distimulasi oleh adanya trauma dan infeksi. Respon ini memusatkan diri hanya pada area tubuh yang trauma sehingga penyebaran inflamasi dapat dihambat dan proses penyembuhan dapat berlangsung cepat. Respon inflamasi dibagi kedalam 3 fase :
•      Fase pertama :
adanya perubahan sel dan system sirkulasi, dimulai dengan penyempitan pembuluh darah ditempat cedera dan secara bersamaan teraktifasinya kini,histamin, sel darah putih. Kinin berperan dalam memperbaiki permeabilitas kapiler sehingga protein, leucosit dan cairan yang lain dapat masuk ketempat yang cedera tersebut.
 
 
•      Fase kedua :
pelepasan eksudat. Eksudat adalah kombinasi cairan dan sel yang telah mati dan bahan lain yang dihasilkan ditempat cedera.
•   Fase ketiga :
Regenerasi jaringan dan terbentuknya jaringan parut.
b. Respon refleks nyeri
respon ini merupakan respon adaptif yang bertujuanmelindungi tubuh dari kerusakan lebih lanjut. Misalnya mengangkat kaki ketika bersentuhan dengan benda tajam.
 
Tipe-tipe Stres.
 
 
1.    Tekanan
Tekanan itu muncul tidak hanya dalam diri sendiri , bisa jadi dari luar diri, karena biasanya apa yang kita sukai bertentangan dengan apa yang menjadi pandangan orang tua dan ini bisa menjadi salah satu tekanan psikologis terhadap anak yang akan berdampak stress.
2.    Frustasi
Suatu kondisi psikologis yang tidak menyenangkan sebagai akibat terhambatnya seseorang dalam mencapai apa yang di inginkannya . 
3.    Konflik
Konflik terjadi apabila ada perbedaan pendapat atau perbedaan cara pandang diantara beberapa orang, kelompok atau organisasi karena memiliki tujuan dan pandangan berbeda dalam upaya mencapai tujuan.
4.    Kecemasan
Kecemasan itu suatu respon atau sinyal menyadarkan seseorang tentang perasaan khawatit, gelisah , dan takut yang sedang ia rasakan. Ini timbul dari emosi seseorang karena merasa tidak nyaman, tidak aman atau merasakan ancaman dan sering kali terjadi tanpa adanya penyebab yang jelas ini karena respon terhadap situasi yang kelihatannya tidak menakutkan atau bisa juga sebagai hasil rekaan.
 
Syptom reducing responses terhadap stress
☺    Respon terhadap stress
Menurut Lazarus (dalam Santrock, 2003 : 566) penanganan stres atau coping terdiri dari dua bentuk, yaitu:
 
Coping yang berfokus pada masalah (problem-focused coping) adalah istilah Lazarus untuk strategi kognitif untuk penanganan stres atau coping yang digunakan oleh individu yang menghadapi masalahnya dan berusaha menyelesaikannya.
 
Coping yang berfokus pada emosi (problem-focused coping)adalah istilah Lazarus untuk strategi penanganan stres dimana individu memberikan respon terhadap situasi stres dengan cara emosional, terutama dengan menggunakan penilaian defensif.
 
☺    Defence mechanism
1.         Indentifikasi
Identifikasi adalah suatu cara yang digunakan individu untuk menghadapi orang lain dngan membuatnya menjadi kepribadiannya, ia ingin serupa dan bersifat sama seperti orang lain tersebut. Misalnya seorang mahasiswa yang menganggap dosen pembimbingnya memiiliki kepribadian yang menyenangkan, cara bicara yang ramah, dan sebagainya. Maka mahasiswa tersebut akan meniru dan berperilaku seperti dosennya.
 
2.      Kompensasi 
Seorang individu tidak memperoleh kepuasan di bidang tertentu, tetapi mendapatkan kepuasan di bidang lain. Misalnya Andi memiliki nilai yang buruk dalam bidang Matematika, namun prestasi olah raga yang ia miliki sangatlah memuaskan.
 
3.      Overcompensation/ reaction formation
Perilaku seseorang yang gagal mencapai tujuan dan orang tersebut tidak mengakui tujuan pertama tersebut dengan cara melupakan serta melebih-lebihkan tujuan kedua yang biasanya berlawanan dengan tujuan pertama. Misalnya seorang anak yang ditegur gurunya karena mengobrol saat upacara, bereaksi dengan menjadi sangat tertib saat melaksanakan upacara dan menghiraukan ajakan teman untuk mengobrol.
 
4.      Sublimasi
Sublimasi adalah suatu mekanisme sejenis yang memegang peranan positif dalam menyelesaikan suatu konflik dengan pengembangan kegiatan yang konstruktif. Penggantian objek dalam bentuk-bentuk yang dapat diterima oleh masyarakat dan derajatnya lebih tinggi. Misalnya sifat agresifitas yang disalurkan menjadi petinju atau tukang potong hewan.
 
5.      Proyeksi
Proyeksi adalah mekanisme perilaku dengan menempatkan sifat-sifat batin sendiri pada objek di luar diri atau melemparkan kekurangan diri sendiri pada orang lain. Mutu proyeksi lebih rendah daripada rasionalisasi. Contohnya seorang anak tidak menyukai temannya, namun ia berkata temannyalah yang tidak menyukainya. 
6.      Introyeksi
Introyeksi adalah memasukan dalam pribadi dirinya sifat-sifat pribadi orang lain. Misalnya seoarang wanita mencintai seorang pria, lalu ia memasukan pribadi pria tersebut ke dalam pribadinya.
7.      Reaksi konversi
Secara singkat mengalihkan konflik ke alat tubuh atau mengembangkan gejala fisik. Misalkan belum belajar saat menjelang bel masuk ujian, seorang anak wajahnya menjadi pucat dan berkeringat.
 
8.      Represi
Represi adalah konflik pikiran, impuls-impuls yang tidak dapat diterima dengan paksaan ditekan ke dalam alam tidak sadar dan dengan sengaja melupakan. Misalnya seorang karyawan yang dengan sengaja melupakan kejadian saat ia dimarahi oleh bosnya tadi siang.
 
9.      Supresi
Supresi yaitu menekan konflik, impuls yang tidak dapat diterima secara sadar. Individu tidak mau memikirkan hal-hal yang kurang menyenangkan dirinya. Misalnya dengan berkata “Sebaiknya kita tidak membicarakan hal itu lagi.”
 
10.  Denial
Denial adalah mekanisme perilaku penolakan terhadap sesuatu yang tidak menyenangkan. Misalnya seorang penderita diabetes memakan semua makanan yang menjadi pantangannya.
11.  Regresi
Regresi adalah mekanisme perilaku seseorang yang apabila menghadapi konflik frustasi, ia menarik diri dari pergaulan dengan lingkunganya. Misalnya artis yang sedang digosipkan berselingkuh, karena malu maka ia menarik diri dari perkumpulannya.
12.   Fantasi
Fantasi adalah apabila seseorang menghadapi konflik-frustasi, ia menarik diri dengan berkhayal/berfntasi, misalnya dengan lamunan. Contoh seorang pria yang tidak memiliki keberanian untuk menyatakan rasa cintanya melamunkan berbagai fantasi dirinya dengan orang yang ia cintai.     

     

13.  Negativisme
Adalah perilaku seseorang yang selalu bertentangan/menentang otoritas orang lain dengan perilaku tidak terpuji. Misalkan seorang anak yang menolak perintah gurunya dengan bolos sekolah. 
 
14.  Sikap mengkritik orang lain
Bentuk pertahanan diri untuk menyerang orang lain dengan kritikan-kritikan. Perilaku ini termasuk perilaku agresif yang aktif (terbuka). Misalkan seorang karyawan yang berusaha menjatuhkan karyawan lain dengan adu argument saat rapat berlangsung.

 

☺    Pendekatan problem solving terhadap stress
Strategi koping yang spontan mengatasi stress
Proses mental dan intelektual dalam menemukan masalah dan memecahkan berdasarkan data dan informasi yang akurat, sehingga dapat diambil kesimpulan yang cermat dan akurat . Misalnya , kita menghadapi masalah yang membuat kita stres jalan satu-satunya ialah yakin kepada tuhan dan berdoalah maka tuhan pun memberi jalan keluarnya kepada kita .
–    Strategi coping yang spontan mengatasi stres ada dua yaitu :
1.  Strategi Terfokus Masalah yang disebut juga Problem focus coping, yaitu upaya seseorang untuk memfokuskan perhatian pada masalah atau situasi spesifik yang telah terjadi, sambil mencoba menemukan cara untuk mengubahnya atau menghindarinya. Strategi yang ditempuh untuk memecahkan masalah antara lain menentukan masalahnya, mencari pemecahan alternative, menimbang-nimbang alternative tersebut, dan memilih salah satunya dan mengimplementasikannya.
2.  Strategi Terfokus Emosi yang disebut juga Emotion focus coping, yaitu upaya untuk memecahkan emosi yang tidak dapat dikendalikan. Terdapat banyak cara untuk mengatasi emosi negative.
Sumber :
Santrock. W John. 2003.Adolescence perkembangan remaja.Jakarta : Erlangga
Basuki Heru.2008.Psikologi Umum.Jakarta : Universitas Gunadarma.
Siswanto. 2007. Kesehatan Mental; Konsep, Cakupan, dan Perkembangannya. Yogyakarta: Andi Sunaryo. 2002. 
Psikologi untuk keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Halgin, R.P., Whitbourne, S.K. 2010. Psikologi abnormal. Jakarta: Salemba Humanika

Teori Kepribadian Sehat Menurut TokohA.     Allport : Ciri-ciri

Teori Kepribadian Sehat Menurut Tokoh

A.     Allport : Ciri-ciri Kepribadian yang Matang

Tujuh kriteria kematangan ini merupakan pandangan-pandangan Allport tentang sifat-sifat khusus dari kepribadian sehat.
1.     Perluasan Perasaan Diri
Ketika dia berkembang, maka diri itu meluas menjangkau banyak orang dan benda. Mula-mula diri berpusat hanya pada individu. Kemudian ketika lingkaran pengalaman bertumbuh maka diri bertambah luas meliputi nilai-nilai dan cita-cita yang abstrak. Dengan kata lain,  ketika orang menjadi matang, dia mengembangkan perhatian-perhatian di luar diri. Akan tetapi tidak cukup hanya berinteraksi dengan sesuat ata seseorag di lar diri seperti pekerjaan. Orang harus menjadi partisipan yang langsung dan penuh. Allport menamakan hal ini “pasrtisipasi otentik yang dilakukan oleh orang dalam beberapa suasana. Yang penting dari usaha manusia”. Orang harus meluaskan diri ke dalam aktivitas.
     Dalam pandangan Allport, suatu aktivitas harus relevan dan penting bagi diri; harus berarti sesuatu bagi orang itu. Pekerjaan itu menantang kemampuan-kemampuan anda, karena dengan mengerjakan pekerjaan itu dengan sebaik-baiknya membuat anda merasa enak. Semakin seseorang terlibat sepenuhnya dengan berbagai aktivitas atau orang atau ide, maka semakin juga dia akan sehat secara psikologis. Perasaan partisipasi otentik ini berlaku bagi pekerjaan kita, hubungan dengan keluarga dan teman-teman, kegemaran dan keanggotaan kita dalam politik dan agama. Diri menjadi tertanam dalam aktivitas yang penuh arti ini dan aktivitas-aktivitas ini menjadi perluasan perasaan diri.
 
2.     Hubungan Diri yang Hangat dengan Orang-orang lain.
Allport membedakan dua macam kehangatan dalam hubungan dengan orang-orang lain : kapasitas untuk keintiman dan kapasitas untuk perasaan terharu.
Orang yang sehat secara psikologis mampu memperlihatkan keintiman (cinta) terhadap orangtua, anak, partner, teman akrab. Apa yang dihasilkan oleh kapasitas untuk keintiman ini adalah suatu perasaan perluasan diri yang berkembang baik. Orang mengungkapkan partisipasi otentik dengan orang yang dicintai dan memperlihatkan kesejahteraan individu sendiri. Syarat lain bagi kapasitas untuk keintiman ialah suatu perasaan identitas diri yang berkembang dengan baik.
Perasaan terharu, tipe kehangatan yang kedua adalah suatu pemahaman tentang kondisi dasar manusia dan perasaan kekeluargaan dengan semua bangsa. Orang yang sehat memiliki kapasitas untuk memahami kesakitan-kesakitan, penderitaan- penderitaan, ketakutan-ketakutan, dan kegagalan-kegagalan yang merupakan ciri kehidupan manusia. Empati ini timbul melalui “perluasan imajinatif” dari perasaan orang sendiri terhadap kemanusiaan pada umumnya.
Sebagai hasil dari kapasitas untuk perasaan terharu, kepribadian yang matang sabar tehadap tingkah laku orang-orang lain dan tidak mengadili atau menghukumnya. Orang yang sehat menerima kelemahan-kelemahan manusia, dan mengetahui bahwa dia memiliki kelemahan-kelemahan yang sama.
 
3.     Keamanan Emosional
Sifat dari kepribadian yang sehat ini meliputi beberapa kualitas; kualitas utama adalah penerimaan diri. Kepribadian-kepribadian yang sehat mampu menerima semua segi dari ada mereka, termasuk kelemahan-kelemahan dan kekurangan-kekurangan tersebut.
Orang-orang yang sehat mampu berusaha bekerja sebaik mungkin dan dalam proses mereka berusaha memperbaiki diri mereka. Kepribadian-kepribadian yang sehat juga mampu menerima emosi-emosi manusia dan bukan tawanan dari emosi-emosi itu.
Kepribadian-kepribadian yang sehat mengontrol emosi-emosi mereka. Kontrol ini bukan merupakan represi tetapi emosi-emosi diarahkan kembali ke dalam saluran-saluran yang lebih konstruktif.
Kualitas lain dari keamanan emosional ialah apa yang disebut Allport “sabar terhadap kekecewaan”. Hal ini menunjukkan bagaimana seseorang bereaksi terhadap tekanan dan terhadap hambatan dari kemauan-kemauan dan keinginan. Orang-orang yang sehat sabar menghadapi kemunduran-kemunduran ini.
Orang-orang yang matang tidak dapat begitu sabar terhadap kekecewaan, tidak dapat begitu menerima diri, atau tidak dapat begitu banyak mengontrol emosi mereka, jika mereka tidak merasakan suatu perasaan dasar akan keamanan.
 
4.     Persepsi Realistis
Orang-orang yang sehat memandang dunia mereka secara objektif. Orang-orang yang sehat tidak perlu percaya bahwa orang-orang lain atau situasi-situasi semuanya jahat atau semuanya baik menurut suatu prasangka pribadi terhadap realitas. Mereka menerima realitas sebagaimana adanya.
 
5.     Keterampilan-keterampilan dan Tugas-tugas
Allport menekankan pentingnya pekerjaan dan perlunya menenggelamkan diri sendiri di dalamnya. Keberhasilan dalam pekerjaan menunjukkan perkembangan keterampilan-keterampilan dan bakat-bakat tertentu suatu tingkat kemampuan dan menggunakan keterampilan-keterampilan itu secara ikhlas, antusias, melibatkan dan menempatkan diri sepenuhnya dalam pekerjaan kita.
Tidak mungkin mencapai kematangan dan kesehatan psikologis yang positif tanpa melakukan pekerjaan yang penting dan melakukannya dengan dedikasi, komitmen, dan keterampilan-keterampilan.
6.     Pemahaman Diri
Usaha untuk mengetahui diri secara objektif mulai pada awal kehidupan dan tidak akan pernah berhenti, tetapi ada kemungkinan mencapai suatu tingkat pemahaman diri (self-objectification) tertentu yang berguna dalam setiap usia.
Pengenalan diri yang memadai menuntut pemahaman tentang hubungan / perbedaan antara gambaran tentang diri yang dimiliki seseorang dengan dirinya menurut keadaan yang sesungguhnya.
Orang yang memiliki suatu tingkat pemahaman diri (self-objectification) yang tinggi atau wawasan diri tidak mungkin memproyeksikan kualitas-kualitas pribadinya yang negatif kepada orang-orang lain.
 
7.     Filsafat Hidup yang Mempersatukan
Orang-orang yang sehat melihat ke depan, didorong oleh tujuan-tujuan dan rencana-rencana jangka panjang. Allport menyebut dorongan yang mempersatukan ini “arah” (directness), dan lebih kelihatan pada kepribbadian-kepribadian yang sehat. Arah itu membimbing semua segi kehidupanseseorang menuju sautu tujuan (atau rangkaian tujuan) serta memberikan orang itu suatu alasan untuk hidup. Jadi, bagi Allport rupanya mustahil memiliki suatu kepribadian yang sehat tanpa aspirasi-aspirasi dan arah ke masa depan.
Mungkin kerangka untuk tujuan-tujuan khususitu aadalah ide tentang nilai-nilai. Allport menekankan bahwa nilai-nilai (bersama dengan tujuan-tujuan) adalah sangat penting bagi perkembangan suatu filsafat hidup yang mempersatukan.
Suara hati ikut juga berperan dalam suatu filsafat hidup yang mempersatukan. Suara hati yang matang adalah suatu perasaan kewajiban dan tanggung jawab kepada diri sendiri dan kepada orang-orang lain, dan mungkin berakar dalam nilai-nilai agama atau nilai-nilai etis.
 
B.    Rogers : Perkembangan Kepribadian
 
1.    Motivasi Orang yang Sehat : Aktualisasi.
      Rogers menempatkan suatu dorongan – “satu satu kebutuhan fundamental” – dalam sistemnya tentang kepribadian : memeliharakan, mengaktualisasikan, meningkatkan semua segi individu. Kecenderungan ini dibawa sejak lahir dan meliputi komponen-komponen pertumbuhan fisiologis dan psikologis, meskipun selama tahunawal kehidupan, kecenderungan tersebut lebih terarah kepada segi-segi fisiologis
      Menurut Rogers (1959), bayi mulai mengembangkan konsep diri yang samar saat sebagian pengalaman mereka telah dipersonalisasikan dan dibedakan dalam kesadaran pengalaman sebagai “aku” (“I”) atau “diriku” (“me”).
      Saat bayi telah membangun struktur diri yang mendasar, kecenderungan mereka untuk aktualisasi mulai berkembang. Aktualisasi diri (self-actualization) merupakan bagian dari kecenderungan aktualisasi sehingga tidak sama dengan kecenderungan itu sendiri. Kecenderungan aktualisasi merujuk pada pengalaman organisme dari individu; sehingga hal tersebut merujuk pada manusia secara keseluruhan – kesadaran dan ketidaksadaran, fisiologis dan kognitif. Rogers (1959) mengajukan dua subsistem, yaitu konsep diri (self-concept) dan diri ideal (ideal self).
 
2.    Konsep Diri
Konsep diri meliputi seluruh aspek dalam keberadaan dan pengalaman seseorang yang disadari (walaupun selalu tidak akurat) oleh individu tersebut. Konsep diri tidak identik dengan diri organismik.
 
3.    Diri Ideal
Subsistem kedua dari diri adalah diri ideal, yang didefinisikan sebagai pandangann seseorang atas diri sebagaimana yang diharapkannya. Diri ideal meliputi semua atribut, biasanya yang positif, yang ingin dimiliki oleh seseorang. Perbedaan yang besar antara diri ideal dan konsep diri mengindikasikan inkongruensi dan merupakan kepribadian yag tidak sehat. Individu yang sehat secara psikologis, melihat sedikit perbedaan antara konsep dirinya dengan ap yang mereka inginkan secara ideal.
 
C.    Maslow : Hirarki Kebutuhan Individu
 
Kita dapat berpikir tentang tingkat kebutuhan-kebutuhan diri Maslow seperti suatu tangga; kita harus meletakkan kaki pada anak tangga pertama sebelum anak tangga kedua, dan pada anak tangga kedua sebelum anak tangga ketiga dan seterusnya. Dengan cara yang sama juga, kebutuhan yang paling rendah dan paling kuat harus dipuaskan sebelum muncul kebutuhan tingkat kedua dan seterusnya naik tingkat sampai muncul kebutuhan kelima dan yang paling tinggi – aktualisasi-diri.
Jadi prasyarat untuk mencapai aktualisasi-diri memuaskan empat kebutuhan yang berada dalam tingkat lebih rendah: (1) kebutuhan-kebutuhan fisiologis, (2) kebutuhan-kebutuhan akan rasa aman, (3) kebutuhan-kebutuhan akan memiliki dan cinta, (4) kebutuhan-kebutuhan akan penghargaan. Kebutuhan-kebutuhan ini harus sekurang-kurangnya sebagiannya dipuaskan dalam urutan ini, sebelum timbul kebutuhan akan aktualisasi-diri.
Menurut Maslow psikologi harus lebih manusiawi, yaitu lebih memusatkan perhatiannya pada masalah-masalah kemanusian. Ada empat ciri psikologi yang berorientasi humanistik, yaitu:
a)    Memusatkan perhatian pada person yang mengalami, dan karenanya berfokus pada pengalaman sebagai fenomena primer dalam mempelajari manusia.
b)    Memberi tekanan pada kualitas-kualitas yang khas manusia, seperti kreativitas, aktualisasi diri, sebagai lawan pandangan tentang manusia yang mekanistis dan reduksionis.
c)    Menyadarkan diri pada kebermaknaan dalam memilih masalah-masalah yang akan dipelajari dan prosedur-prosedur penelitian yang akan digunakan.
d)    Memberikan perhatian penuh dan meletakkan nilai yang tinggi pada kemuliaan dan martabat manusia serta tertarik pada perkembangan potensi yang inheren pada setiap individu (Misiak dan Sexton, 1988). Selain Maslow sebagai tokoh dalam psikologi humanistik, juga Carl Rogers (1902-1987) yang terkenal dengan client-centered therapy (Walgito, B 2002 : 80).
 
D.    Erich Fromm : Ciri-ciri Kepribadian yang Sehat
 
Salah satu ciri pribadi yang sehat menurut Fromm, yaitu adanya kemampuan untuk hidup dalam masyarakat sosial. Masyarakat sangat berperan penting dalam pembentukan kepribadian. Masyarakat yang menjadikan seseorang berkepribadian sehat adalah masyarakat yang hubungan sosialnya sangat manusiawi.
Ada lima watak sosial dalam masyarakat, yaitu :
1.         Penerimaan ( receptive )
2.        Penimbunan ( hoarding )
3.         Penjualan/pemasaran ( marketing )
4.          Penghisapan/pemerasan ( exploitative )
5.         Produktif ( productive )
 
Dari kelima watak sosial ini yang benar – benar tepat dan sehat hanyalah watak produktif karena watak produktif didorong oleh cinta dan akal budi dan dapat membantu perkembangan dan pertumbuhan pribadi dan masyarakat.
Masyarakat yang baik itu perlu ditopang dengan cinta. Oleh karena itu, Fromm menyebutkan 5 tipe yang berbeda tentang cinta, yaitu :
 
1.              Cinta persaudaraan
2.              Cinta keibuan
3.              Cinta erotik
4.              Cinta diri
5.              Cinta illahi
 
Menurut Fromm, pribadi yang sehat adalah pribadi yang mampu hidup hidup di masyarakat sosial yang ditandai dengan hubungan – hubungan yang manusiawi, diwarnai oleh solidaritas penuh cinta dan saling tidak merusak atau menyingkirkan. Dengan demikian, menurut Fromm, orang yang berkepribadian sehat memiliki ciri – ciri sebagai berikut :
1.      Mampu mengembangkan hidupnya sebagai makhluk sosial di dalam
masyarakat
2.      Mampu mencintai dan dicintai
3.      Mampu mempercayai dan dipercayai tanpa memanipulasi kepercayaan tsb
4.      Mampu hidup bersolidaritas dengan orang lain tanpa syarat
5.      Mampu menjaga jarak antar dirinya dengan masyarakat tanpa merusaknya
6.      Memiliki watak sosial yang produktif
 
Sumber :
Schultz, Duane. 1991. Psikologi Pertumbuhan Model-model Kapribadian Sehat.
Yogyakarta : Kanisius
Semiun, Yustinus. 2006. Kesehatan Mental 1. Yogyakarta : Kanisius
Riyanto, Theo. 2006. Jadikan Dirimu Bahagia. Yogyakarta : Kanisius
Feist, Jess dan Gregory J. Feist. 2011. Teori Kepribadian Buku 2 Ed. 7 (2nd book
Theories of Personality 7th). Jakarta : Salemba Humanika.
Basuki,Heru. 2008. Psikologi Umum. Jakarta : Universitas Gunadarma.

Penyesuaian Diri dan Pertumbuhan Personal

Penyesuaian Diri       

         Penyesuaian diri merupakan proses yang berlangsung sepanjang hayat. Dengan demikian penyesuaian diri yang efektif dapat diukur dari seberapa baik individu dalam menghadapi dan mengatasi kondisi yang senantiasa berubah.

Gambar

          Haber dan Runyon (1984), mengusulkan beberapa karakteristik penyesuaian diri yang efektif:

  1. Persepsi yang tepat terhadap realita: mampu mengenali konsekuensi dari tindakan dan mengarahkan perilaku yang sesuai, mampu menyusun dan memodifikasi tujuan yang realistic dan berusahan untuk mencapai tujuan tersebut. 
  2. Mampu menghadapi dan mengatasi stress dan kecemasan. 
  3. Memiliki gambaran diri (self image) yang positif: menyadari kekuatan dan kelemahan yang dimiliki, mengharagai kekuatan yang dimiliki dan menerima kelemahan dengan cara yang positif. 
  4. Mampu mengekspresikan perasaan secara terkendali. Orang yang sehat secara emosional mampu merasakan dan mengekspresikan nuansa emosi dan perasaan sehingga memungkinkan untuk membangun dan memilihara hubungan interpersonal yang penuh makna. 
  5. Memiliki hubungan interpersonal yang baik: mampu membina keakraban dalam hubungan sosialnya, nyaman berinteraksi dengan lingkungan menghargai dan dihargai orang lain.

          Kesehatan mental seseorang sering kali dihubungkan dengan kemampuan penyesuaian dirinya. Kehidupan yang tidak selamanya berjalan lancar dan sesuai keinginan, serta hambatan dan pemenuhan pemenuhan kebutuhan dan pemuasan diri sehingga mengganggu kapasitas penyesuaian diri seseorang. Kondisi demikian menimbulkan tekanan yang harus dihadapi individu yang bersangkutan. Konflik dan frustrasi yang bersumber dari faktor internal dan eksternal menjadi sumber stress (Coleman, 1950).

          Shoben (dalam Korchin, 1976) menyebutkan istilah penyesuaian integrative (integrative adjustment), yang ditanda oleh pengendalian diri, tanggungjawab pribadi dan sosial, minat sosial yang demokratik, dan ide-ide ideal.

Pertumbuhan Personal

          Kualitas seorang anak dapat dinilai dari proses tumbuh kembang. Proses tumbuh kembang merupakan hasil interaksi faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor genetik/keturunan adalah faktor yang berhubungan dengan gen yang berasal dari ayah dan ibu, sedangkan faktor lingkungan meliputi lingkungan biologis, fisik, psikologis, dan sosial. Pertumbuhan dan perkembangan mengalami peningkatan yang pesat pada usia dini, yaitu dari 0 sampai 5 tahun. Masa ini sering juga disebut sebagai fase ”Golden Age”. Golden age merupakan masa yang sangat penting untuk memperhatikan tumbuh kembang anak secara cermat agar sedini mungkin dapat terdeteksi apabila terjadi kelainan. Selain itu, penanganan kelainan yang sesuai pada masa golden age dapat meminimalisir kelainan pertumbuhan dan perkembangan anak sehingga kelaianan yang bersifat permanen dapat dicegah.

          Istilah tumbuh kembang terdiri atas dua peristiwa yang sifatnya berbeda tetapi saling berkaitan dan sulit untuk dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan ukuran, besar, jumlah atau dimensi pada tingkat sel, organ maupun individu.

Gambar

          Pertumbuhan bersifat kuantitatif sehingga dapat diukur dengan satuan berat (gram, kilogram), satuan panjang (cm, m), umur tulang, dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen dalam tubuh). Perkembangan (development) adalah pertambahan kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks. Perkembangan menyangkut adanya proses diferensiasi sel-sel, jaringan, organ, dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. (Soetjiningsih, 1998; Tanuwijaya, 2003).

          Pertumbuhan mempunyai ciri-ciri khusus, yaitu perubahan ukuran, perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri lama, serta munculnya ciri-ciri baru. Keunikan pertumbuhan adalah mempunyai kecepatan yang berbeda-beda di setiap kelompok umur dan masing-masing organ juga mempunyai pola pertumbuhan yang berbeda. Proses perkembangan terjadi secara simultan dengan pertumbuhan, sehingga setiappertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi.

          Perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya. Perkembangan fase awal meliputi beberapa aspek kemampuan fungsional, yaitu kognitif, motorik, emosi, sosial, dan bahasa. Perkembangan pada fase awal ini akan menentukan perkembangan fase selanjutnya. Kekurangan pada salah satu aspek perkembangan dapat mempengaruhi aspek lainnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan

          Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Secara garis besar faktor-faktor tersebut dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu faktor dalam (internal) dan faktor luar (eksternal/lingkungan). Pertumbuhan dan perkembangan merupakan hasil interaksi dua faktor tersebut.

          Faktor internal terdiri dari perbedaan ras/etnik atau bangsa, keluarga, umur, jenis kelamin, kelainan genetik, dan kelainan kromosom. Selain faktor internal, faktor eksternal/lingkungan juga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Perkembangan anak juga dipengaruhi oleh stimulasi dan psikologis. Rangsangan/stimulasi khususnya dalam keluarga, misalnya dengan penyediaan alat mainan, sosialisasi anak, keterlibatan ibu dan anggota keluarga lain akan mempengaruhi anak dlam mencapai perkembangan yang optimal.  Seorang anak yang keberadaannya tidak dikehendaki oleh orang tua atau yang selalu merasa tertekan akan mengalami hambatan di dalam pertumbuhan dan perkembangan.

          Faktor lain yang tidak dapat dilepaskan dari pertumbuhan dan perkembangan anak adalah faktor sosial ekonomi. Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan, kesehatan lingkungan yang jelek, serta kurangnya pengetahuan. (Tanuwijaya, 2003).

 

Sumber :

http://eprints.uny.ac.id/4226/2/deteksi_dini_gangguan_tumbang.pdf

http://www.psychologymania.com/search?q=pertumbuhan&submit=search

Teori Kepribadian Sehat Menurut Aliran Psikoanalisa, Aliran Behavioristik, dan Aliran Humanistik

  •  Aliran Psikoanalisa

Sigmund Freud (1856-1939) merupakan pendiri psikoanalisis. Menurut Freud pikiran-pikiran yang direpres atau ditekan, merupakan sumber perilaku yang tidak normal atau menyimpang.

Sumbangan terbesar Freud pada teori kepribadian adalah eksplorasinya ke dalam dunia tidak sadar dan keyakinannya bahwa manusia termotivasi oleh dorongan-dorongan utama yang belum atau tidak mereka sadari. Bagi Freud, kehidupan mental terbagi menjadi dua tingkat, alam tidak sadar dan alam sadar. Alam tidak sadar terbagi menjadi dua tingkat, alam tidak sadar dan alam bawah sadar.  

Gambar

Dalam psikologi Freudian, ketiga tingkat kehidupan mental ini dipahami, baik sebagai proses maupun lokasi. Tentu saja, keberadaan lokasi dari ketiga tingkat tersebut bersifat hipotesis dan tidak nyata ada di dalam tubuh. Sekalipun demikian, ketika membahas alam tidak sadar, Freud melihatnya sebagai suatu alam tidak sadar sekaligus proses terjadi tanpa disadari.

Alam Tidak Sadar

Alam tidak sadar (unconscious) menjadi tempat bagi segala dorongan, desakan maupun insting yang tak kita sadari tetapi ternyata mendorong perkataan, perasaan dan tindakan kita. Sekalipun kita sadar akan perilaku kita yang nyata, sering kali kita tidak menyadari proses mental yang ada dibalik perilaku tersebut. Misalnya seorang pria bisa saja mengetahui bahwa ia tertarik pada seorang wanita tetapi tidak benar-benar memahami alasan dibalik ketertarikannya, yang bisa saja bersifat tidak rasional.

Dorongan tidak sadar ini muncul di alam bawah sadar setelah menjalani transformasi tertentu. Contohnya, seseorang dapat mengekspresikan dorongan erotis atau keinginan untuk melukai orang lain dengan cara menggoga atau mengolok-olok orang lain. Dorongan sejati (seks atau agresi) menjadi terselubung dan tersembunyi dari alam sadar kedua orang tersebut. Akan tetapi, alam tidak sadar orang kedua secara langsung. Keduanya dapat memuaskan dorongan seksual maupun agresif, tetapi tak satupun di antara mereka menyadari motif di balik godaan atau olok-olok tersebut. Dengan cara inilah, alam tidak sadar seseorang bisa berkomunikasi dengan alam tidak sadar dari orang lain, keduanya sama-sama tidak sadar akan proses tersebut.

Tentu saja, alam tidak sadar bukan berarti tidak aktif atau dorman. Dorongan-dorongan di alam tidak sadar terus-menerus berupaya agar disadari, dan kebanyakan berhasil masuk ke alam sadar, sekalipun tak lagi muncul dalam bentuk asli. Pikiran-pikiran yang tak disadari ini bisa dan memang memotivasi manusia. Contohnya, amarah sseorang anak terhadap sang ayah bisa terselubung dalam bentuk kasih sayang yang berlebihan. Apabila tak bisa disembunyikan, rasa marah seperti ini sudah tentu akan menyebabkan si anak merasa sangat cemas. Oleh karena itu, alam bawah sadarnya memotivasinya untuk mengekspresikan rasa marah melalui ungkapan rasa cinta dan pujian yang berlebihan. Agar selubung itu benar-benar berhasil mengelabui orang tersebut, maka sering kali perasaan tersebut muncul dalam bentuk yang sama sekali berbeda dengan perasaan yang sebenarnya, tetapi selalu muncul dalam bentuk yang berlebihan dan penuh kepura-puraan. (Mekanisme ini dikenal dengan pembentukan reaksi (reaction formation) yang akan dibahas secara terpisah dibagian berjudul Mekanisme Pertahanan (Defense Mechanism) yang terdiri dari represi (repression), pembentukan reaksi (reaction formation), pengalihan (displacement), fiksasi (fixation), regresi (regression), proyeksi (projection), introyeksi (introjection), dan sublimasi (sublimation).

Alam Bawah Sadar

Alam bawah sadar (preconscious) ini memuat semua elemen yang tak disadari, tetapi bisa muncul kesadaran dengan cepat atau agak sukar (Freud, 1993/1964). Isi alam bawah sadar ini datang dari dua sumber, yang pertama adalah persepsi sadar (conscious perception). Apa yang dipersepsikan orang secara sadar dalam waktu singkat, akan segera masuk ke dalam alam bawah sadar selagi fokus perhatian beralih ke pemikiran lain.

Sumber kedua dari gambaran-gambaran bawah sadar adalah alam tidak sadar. Sedangkan sejumlah gambaran lain dari alam tidak sadar bisa masuk ke alam sadar karena bersembunyi dengan baik dalam bentuk mimpi, salah ucap, ataupun dalam bentuk pertahanan diri yang kuat.

Alam Sadar

Alam sadar (conscious), yang memainkan peran tak berarti dalam teori psikoanalisis, didefinisikan sebagai elemen-elemen mental yang setiap saat berada dalam kesadaran. Ini adalah satu-satunya tingkat kehidupan mental yang bisa langsung kita raih. Ada dua pintu yang dapat dilalui oleh pikiran agar bisa masuk ke alam sadar yaitu sistem kesadaran perseptual (perceptual conscious), yaitu terbuka pada dunia luar dan berfungsi sebagai perantara bagi persepsi kita tentang stimulus dari luar.

Sumber kedua bagi elemen alam sadar ini datang dari dalam struktur mental dan mencakup gagasan-gagasan tidak mengancam yang datang dari alam bawah sadar maupun gambaran-gambaran yang membuat cemas, tetapi terselubung dengan rapi yang berasal dari alam tidak sadar.

  • Aliran Behavioristik

Behaviorisme atau Aliran Perilaku (juga disebut Perspektif Belajar) adalah filosofi dalam psikologi yang berdasar pada proposisi bahwa semua yang dilakukan organisme — termasuk tindakan, pikiran, atau perasaan— dapat dan harus dianggap sebagai perilaku. Aliran ini berpendapat bahwa perilaku demikian dapat digambarkan secara ilmiah tanpa melihat peristiwa fisiologis internal atau konstrak hipotetis seperti pikiran. Behaviorisme beranggapan bahwa semua teori harus memiliki dasar yang bisa diamati tapi tidak ada perbedaan antara proses yang dapat diamati secara publik (seperti tindakan) dengan proses yang diamati secara pribadi (seperti pikiran dan perasaan).

Teori-teori behavioristik adalah proses belajar serta peranan lingkungan yang merupakan kondisi langsung belajar dalam menjelaskan perilaku. Semua bentuk tingkah laku manusia adalah hasil belajar yang bersifat mekanistik lewat proses penguatan. Pendekatan behavioristik terhadap kepribadian memiliki dua asumsi dasar, yaitu:

  1. Perilaku harus dijelaskan dalam pengaruh kausal lingkungan terhadap diri

individu

  1. Pemahaman terhadap manusia harus dibangun berdasarkan riset ilmiah objektif à dikontrol dengan seksama dalam eksperimen laboratorium

Manusia dianalogikan atau dianggap sebagai tikus pintar yang mempelajari labirin kehidupan. Behavioristik memiliki pandangan tentang kehendak bebas yaitu perilaku yang ditentukan oleh lingkungan.

Tokoh-tokoh terkenal tentang masalah ini diantaranya adalah:

  1. Ivan Pavlov
  2. Edward Lee Thorndike
  3. John B. Watson
  4. B.F. Skinner
  • Aliran Humanistik

Abraham Maslow (1908-1970) dapat dipandang sebagai Bapak dari psikologi humanistik. Gerakan ini merasa tidak puas terhadap psikologi behavioristik dan psikoanalisis, dan memfokuskan penelitiannya pada manusia dengan ciri-ciri eksistensinya.

Psikologi humanistik mulai di Amerika Serikat pada tahun 1950 dan terus berkembang. Tokoh-tokoh Psikologi Humanistik memandang behavorisme mendehumanisasi manusia. Psikologi Humanistik mengarahkan perhatiannya pada humanisasi psikologi yang menekankan keunikan manusia. Menurut Psikologi Humanistik manusia adalah makhluk kreatif, yang dikendalikan oleh nilai-nilai dan pilihan-pilihannya sendiri bukan oleh kekuatan-kekuatan ketidaksadaran.

Maslow menjadi terkenal karena teori motivasinya, yang dituangkan dalam bukunya Motivation and Personality”. Dalam buku tersebut diuraikan bahwa pada manusia terdapat lima macam kebutuhan yang berhirarki, meliputi:

1)    Kebutuhan-kebutuhan fisiologis (the physiological needs)

2)    Kebutuhan-kebutuhan rasa aman (the safety needs / the security needs)

3)    Kebutuhan rasacinta dan memiliki (the love and belongingness needs)

4)    Kebutuhan akan penghargaan diri (the self-esteem needs)

5)    Kebutuhan akan aktualisasi diri (the self-actualization needs)

Menurut Maslow psikologi harus lebih manusiawi, yaitu lebih memusatkan perhatiannya pada masalah-masalah kemanusian. Ada empat ciri psikologi yang berorientasi humanistik, yaitu:

a)    Memusatkan perhatian pada person yang mengalami, dan karenanya berfokus pada pengalaman sebagai fenomena primer dalam mempelajari manusia.

b)    Memberi tekanan pada kualitas-kualitas yang khas manusia, seperti kreativitas, aktualisasi diri, sebagai lawan pandangan tentang manusia yang mekanistis dan reduksionis.

c)    Menyadarkan diri pada kebermaknaan dalam memilih masalah-masalah yang akan dipelajari dan prosedur-prosedur penelitian yang akan digunakan.

d)    Memberikan perhatian penuh dan meletakkan nilai yang tinggi pada kemuliaan dan martabat manusia serta tertarik pada perkembangan potensi yang inheren pada setiap individu (Misiak dan Sexton, 1988). Selain Maslow sebagai tokoh dalam psikologi humanistik, juga Carl Rogers (1902-1987) yang terkenal dengan client-centered therapy (Walgito, B 2002 : 80).

Sumber :

Feist, Jess dan Gregory J. Feist. 2010. Teori Kepribadian (Theories of Personality). Jakarta : Salemba Humanika.

Basuki,Heru. 2008. Psikologi Umum. Jakarta : Universitas Gunadarma.

http://wardalisa.staff.gunadarma.ac.id

http://id.wikipedia.org/wiki/Behaviorisme

Konsep Sehat, Sejarah Perkembangan Kesehatan Mental, Pendekatan Kesehatan Mental

Konsep Sehat

Paradigma Sehat

Paradigma sehat adalah cara pandang atau pola fikir pembangunan kesehatan yang bersifat balistik, proaktif, antisipatif, dengan melihat masalah kesehatan sebagai masalah yang dipengaruhi banyak faktor secara dinamis dan lintas sektoral, dalam suatu wilayah yang berorientasikepada peningkatan pemeliharaan dan perlindungan terhadap penduduk agar tetap sehat dan bukan hanya penyembuhan penduduk yang sakit. Untuk itu diterapkan konsep hidup sehat H.L. Blum, yakni serajat kesehatan masyarakat yang dipengaruhi faktor lingkungan, gaya hidup, pelayanan kesehatan dan faktor genetik. Dengan tujuan mencapai derajat sehat yang optimal, sehingga perlu adanya suatu indikator untuk menilai derajat kesehatan masyarakat, yang tealh dirumuskan dalam keputusan menteri kesehatan Nomor 1202/MENKES/SK/VIII/2003.

Kesehatan adalah kondisi dinamik keadaan kesempurnaan jasmani, mental dan sosial dan bukan semata-mata bebas dari rasa sakit cedera, dan kelemahan saja, yang memungkinkan setiap orang mampu mencapai derajat kesehatan yang optimal secara sosial dan ekonomi (UU RI,1992)

Kesehatan Menurut Undang-undang:

  1. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
  2. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat.
  3. Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
  4. Sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan.
  5. Kesehatan adalah sesuatu yang sangat berguna

 

Sejarah Perkembangan Kesehatan Mental

Anggapan lama di Cina, Mesir maupun Yahudi kuno mengenai seseorang yang mengalami gangguan jiwa adalah karena dikuasai oleh roh jahat, yang dapat disembuhkan dengan doa, mantera, sihir, dan penggunaan obat-obatan alami tertentu. Jika cara pengobatan ini tidak dapat menyembuhkab, maka langkah berikutnya adalah dengan cara ekstrim yaitu mencambuk, membiarkan lapar, atau melemparinya dengan batu sampai penderita meninggal dunia (Atkinson dkk., 1993)

Kemajuan pemikiran ada ketika Hippocrates, seorang dokter Yunani kuno menolak anggapan bahwa adanya roh jahat. Ia berpendapat bahwa gagasan terjadi karena adanya kekacauan ketidakseimbangan cairan dalam tubuh penderita. Hippocrates dan beberapa pengikutnya (para dokter dari Yunani dan Romawi) mengajukan cara penyembuhan yang lebih manusiawi. Mereka lebih mementingkan lingkungan yang menyenangkan, olahraga, aturan makan yang teratur, pijat/mandi yang menyejukkan; disamping beberapa pengobatan yang kurang menyenangkan seperti: mengeluarkan darah, penggunaan obat pencahar, dan pengekangan mekanis (Atkinson dkk., 1993)

Perkembangan yang tealh dimulai oleh Hippocrates dan kawan-kawannya tersebut sayangnya tidak diikuti dengan perkembangan lebih lanjut, sehingga pada abad pertengahan kemudian berkembang lagi adalah cerita takhayul primitif. Anggapan perlakuan kejam oleh kelompok setan pada penderita gangguan jiwa memuncak pada abad ke-15, 16, 17 karena pada masa itu sedang berlangsung pengadilan ilmu sihir yang akhirnya menghukum mati ribuan penderita (Atkinson dkk., 1993)

Lahirnya Rumah Sakit Jiwa

Pada akhir abad pertengahan, banyak rumah sakit didirikan untuk menanggulangi para penderita penyakit jiwa. Rumah sakit ini merupakan pusat perawatan dan penyembuhan, melainkan merupakan semacam penjara dimana para penghuninya dirantai di dalam sel yang gelap dan kotor, serta diperlakukan secara tidak manusiawi (seperti binatang).

Pada tahun 1792 ada kabar menggembirakan ketikan Philipe Pinel ditempatkan pada sebuah rumah sakit jiwa di Paris. Pinel membuat semacam eksperimen dengan cara melepas rantai yang mengikat penderita. Di luar dugaan orang-orang yang skeptis, yang menganggap Pinel gila karena keberaniannya melepas rantai “binatang” tersebut, percobaan Pinel justru menunjukkan hasil yang lebih baik. Ketika akhirnya dilepas dari kekangannya, lalu ditempatkan di tempat yang bersih dan bercahaya, diperlakukan dengan baik, banyak penderita yang dulunya dianggap tidak dapat disembuhkan memperlihatkan kemajuan yang pesat sehingga akhirnya diperbolehkabn untuk meninggalkan rumah sakit jiwa (Atkinson dkk., 1993)

Pada awal abad ke-20, dicapai kemajuan besar dalam bidang obat-obatan dan psikologi. Pada tahun 1905, gangguan fisik yang dikenal sebagai general paresis terbukti memiliki penyebab yang sifatnya fisiki, yaitu infeksi sifilis yang diderita sebelum timbulnya gejala gangguan tersebut. Tanpa pengobatan para penderita penyakit ini akan meninggal dalam beberapa tahun. Pada masa itu, general  paresis merupakan lebih dari 10% penyebab timbulnya penyakit jiwa, namun pada saat ini hanya sedikit kasus yang dilaporkan berkat efektivitas penisilin sebagai obat untuk menyembuhkan sifilis (Dale dalam Atkinson dkk., 1993).

Penemuan general paresis tersebut meyakinkan para ahli bahwa penyakit jiwa berpangkal pada gangguan biologis. Sigmund Freud dan para pengikutnya meletakkan dasar pemahaman penyakit jiwa sebagai gangguan yang berkaitan dengan faktor psikologis, semantara Ivan Pavlov telah berhasil menunjukkan bahwa binatang dapat terganggu secara emosional bila dipaksa mengambil keputusan diluar kemampuan mereka (Atkinson dkk., 1993).

Clifford Beers, mantan penderita gangguan manik depresif sehingga pernah dirumahsakitkan selama 3 tahun. Selama perawatannya di rumah sakit jiwa, Beers memang tidak lagi mendapat perlakuan dirantai dan disiksa, akan tetapi karena penderitaannya ia pernah memakai baju pengikat (straitjacket) untuk mengendalikan pemberontakannya. Setelah sembuh, Beers menuliskan semua pengalamannya di rumah sakit jiwa tersebut dalam buku yang terkenal pada waktu itu : A Mind That Found Itself (1908). Beers tiada henti-hentinya bekerja untuk mendidik masyrakat tentang penyakit jiwa serta membantu mengorganisasi Komite Nasional untuk Kesehatan Jiwa. Pada tahun 1950, organisasi ini lalu bergabung dengan dua kelompok lain untuk membentuk Asosiasi Nasional Kesehatan Jiwa. Gerakan ini ternyata berpengaruh besar pada pencegahan dan pengobatan gangguan jiwa.

 

Pendekatan Kesehatan Mental

~          Orientasi Klasik

Orientasi klasik yang umumnya digunakan dalam kedokteran termasuk psikiatri mengartikan sehat sebagai kondisi tanpa keluhan, baik fisik maupun mental. Orang yang sehat adalah orang yang tidak mempunyai keluhan tentang keadaan fisik dan mentalnya. Sehat fisik artinya tidak ada keluhan fisik. Sedang sehat mental artinya tidak ada keluhan mental.

Sehat atau tidaknya seseorang secara mental belakangan ini lebih ditentukan oleh kemampuan penyesuaian diri terhadap lingkungan. Orang yang memiliki kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungannya dapat digolongkan sehat mental. Sebaliknya orang yang tidak dapat menyesuaikan diri digolongkan sebagai tidak sehat mental.

Dengan menggunakan orientasi penyesuaian diri, pengertian sehat mental tidak dapat dilepaskan dari konteks lingkungan tempat individu hidup. Oleh karena kaitannya dengan standar norma lingkungan terutama norma sosial dan budaya, kita tidak dapat menentukan sehat atau tidaknya mental seseorang dari kondisi kejiwaannya semata. Ukuran sehat mental didasarkan juga pada hubungan antara individu dengan lingkungannya. Seseorang yang dalam masyarakat tertentu digolongkan tidak sehat atau sakit mental bisa jadi dianggap sangat sehat mental dalam masyarakat lain. Artinya batasan sehat atau sakit mental bukan sesuatu yang absolut.

 ~          Orientasi Penyesuaian Diri

penyesuaian diri merupakan dasar bagi penentuan derajat kesehatan mental seseorang. Orang yang dapat menyesuaikan diri secara aktif dan realistis sambil tetap mempertahankan stabilitas diri mengindikasikan adanya kesehatan mental yang tinggi pada dirinya. Sebaliknya mereka yang tidak mampu menyesuaikan diri secara aktif, tidak realistik dan tidak stabil dirinya menunjukkan rendahnya kesehatan mental pada dirinya. Dengan kata lain kemampuan penyesuaian diri merupakan variabel utama dalam kesehatan mental. Dengan demikian dapat dipahami bahwa peningkatan derajat kesehatan mental setara dengan peningkatan kemampuan penyesuaian diri yang aktif, realistik disertai dengan stabilitas diri. Kemampuan penyesuaian diri idealnya dilatih dan dibina sejak kecil

Dalam banyak literatur psikologi kesehatan, pengembangan diri dan kemampuan penyesuaian diri merupakan salah satu indikasi dari kepribadian yang sehat. Kita dapat melihat di antaranya dalam uraian-uraian Gordon W. Allport, Carl Rogers, Abraham Maslow dan Viktor Frankl. Pemikiran mereka menegaskan bahwa pribadi yang sehat selalu ditandai dengan keinginan untuk tumbuh dan berkembang, berorientasi  ke masa depan sambil tetap realistis dan mampu melakukan inovasi bagi diri serta lingkungannya. Artinya perbaikan kemampuan penyesuaian diri tidak hanya perlu dilakukan pada mereka yang mengalami gangguan mental tetapi juga pada siapa saja.

 ~          Orientasi Pengembangan Potensi

Mewujudnyatakan potensi seperti bakat, kreativitas, minat dan lain-lain dalam diri individu. Pelepasan sumber-sumber yg tersembunyi dari bakat, kreativitas, Energi dan dorongan (Schultz, 991). Dibutuhkan fokus yang lebih untuk mencapai arah tujuan atau potensi diri yang lebih dikembangkan. Pengembangan potensi ini juga dipengaruhi peranan keluarga, sekolah dan masyarakat. Juga adanya kesempatan yang diberikan lingkungan pada individu baik yang potensinya masih tersembunyi maupun yang sudah ditemukan.

 

Sumber :

Riyanti, B. P. Dwi. 1998. Psikologi Umum 2 Seri Diktat Kuliah. Jakarta: Gunadarma.

Jurnal “Paradigma Sehat” oleh Febri Endra

http://id.wikipedia.org/wiki/Kesehatan

http://blog.uad.ac.id/nurfitria/files/2011/07/kuliah-3-pendekatan-dalam-kesehatan-mental1.pptx

http://staff.ui.ac.id/internal/0800300001/material/KesehatanMental.doc

KEGIATAN MASA PRAPASKAH-PASKAH di Katedral Jakarta

1. Rabu Abu :
pkl. 06.00, pkl. 08.00(Misa Anak Sekolah), pkl. 12.00, pkl. 17.00 dan pkl. 19.00
2. Jalan Salib : Senin-Kamis :
pkl. 17.00, Jumat : pkl. 17.00 dan 18.00 (Dilanjutkan Dengan Misa)
3. Pengakuan Dosa : Senin-Jumat ( 18-22 Maret 2013 )
pkl. 07.00-08.00, pkl. 11.00-12.00, pkl. 17.00-20.00 (Mohon Jangan Dilewatkan Waktu ini, Diluar Tanggal Tersebut Tidak Ada Pengakuan Dosa)
4. Sabtu Palma : Sabtu, 23 Maret 2013
pkl. 18.00
5. Minggu Palma : Minggu, 24 Maret 2013
pkl. 06.00, pkl. 07.30, pkl. 09.00, pkl. 11.00, pkl. 17.00, pkl. 19.00
6. Kamis Putih : Kamis, 28 Maret 2013
pkl. 08.00 (Misa Krisma),pkl. 16.00,pkl. 18.00,pkl. 20.00
7. Jumat Agung : Jumat, 29 Maret 2013
pkl. 08.00(Jalan Salib),pkl. 10.00(TABLO), pkl. 12.00(Penghormatan Salib),
pkl. 15.00(Penghormatan Salib) pkl. 18.00(Penghormatan Salib)
8. Sabtu Suci ( Vigili Paskah ) : Sabtu, 30 Maret 2013
pkl. 17.00, pkl. 20.00, pkl. 22.30 ( Malam Tirakatan Kebangkitan Yesus )
9. Minggu Paskah : Minggu, 31 Maret 2013
pkl. 06.00, pkl. 07.30, pkl. 09.00(PONTIFIKAL), pkl. 11.00(Misa Keluarga)

Sumber : http://katedraljakarta.or.id/

Penggunaan Teknologi Internet Dalam Bidang Ilmu Psikologi

          Teknologi kini telah berkembang pesat dan telah merambah ke berbagai bidang disiplin ilmu lainnya termasuk psikologi. Memang antara Psikologi dan Informasi Teknologi memiliki kajian objek teoritis dan aspek yang berbeda mengenai hal apa yang menjadi objek ilmu mereka. Namun teknologi informasi dapat  membantu pengembangan ilmu dalam aplikasi psikologi.

          Berikut ini beberapa contoh penggunaan teknologi internet dalam bidang ilmu psikologi. E-Counseling merupakan salah satu bentuk nyata aplikasi Teknologi Informasi dalam bidang Psikologi. Internet menyediakan suatu proses psikoterapis yang menggunakan suatu media komunikasi yang baru, dimana melalui media tersebut mereka dapat memberikan intervensi psikoterapi. Itulah yang disebut dengan E-counseling atau e-mail counseling. Pertama-tama terapis mengumpulkan data yang terkait masalah kliennya. Hingga akhirnya sepakat untuk bertemu secara langssung (face to face) untuk melakukan terapi lebih lanjut.

          SPSS adalah salah satu program untuk pengolahan data statistik yang penggunaannya cukup mudah. SPSS merupakan singkatan dari Statistical Product and Serrvice  Solution. Program ini dibuat untuk membantu pengolahan data statistik yang bersifat kuantitatif. Dalam suatu penelitian akan dibutuhkan banyak responden yang akan mempunyai hasil yang banyak pula. Maka SPSS diciptakan untuk membantu jika data yang akan diolah tidak memungkinkan diolah secara manual. SPSS juga telah digunakan di perguruan tinggi untuk menunjang pendidikan terutama ilmu statistika.

Sumber:

http://murkelefaud.wordpress.com/2012/08/08/penerapan-teknologi-dalam-bidang-psikologi/

http://books.google.co.id/books?id=jsNY6HzdWhsC&pg=PA14&lpg=PA14&dq=pengertian+spss&source=bl&ots=6JkKnBktuW&sig=21-YyJ9W-NsWPG4mRPYWgoI4UDw&hl=id&sa=X&ei=BIi3UJ6uGsfZrQey7wE&ved=0CD8Q6AEwBA#v=onepage&q=pengertian%20spss&f=true

Jejaring Sosial

Pengertian Jejaring Sosial

        Kita tentu sering mendengar atau bahkan menggunakan Facebook, Twitter, Friendster dan lain-lain. Facebook, Twitter, Friendster merupakan macam-macam bentuk jejaring sosial. Jejaring sosial adalah suatu struktur sosial yang dibentuk dari simpul-simpul (yang umumnya adalah individu atau organisasi) yang dijalin dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan, dll.

        Situs jejaring sosial (social network sites) merupakan sebuah web berbasis pelayanan yang memungkinkan penggunanya untuk membuat profil, melihat list pengguna yang tersedia, serta mengundang atau menerima teman untuk bergabung dalam situs tersebut (sumber http://id.wikipedia.org/wiki/Situs_jejaring_sosial).

        Menurut saya situs jejaring sosial adalah suatu sarana berkomunikasi berbasis pelayanan dengan internet yang memungkinkan penggunanya membuat profil diri, mengirim pesan, dan berinteraksi dengan teman bahkan orang yang tidak dikenal.

 

Dampak Positif

Jejaring sosial mempermudah seseorang untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain walaupun terpisah jarak yang jauh, sarana berekspresi dan berpendapat, mempermudah share suatu informasi, dan sarana promosi dagang, komunitas, dan lain-lain.

 

Dampak Negatif

Dampak negatifnya adalah membuat kurangnya interaksi secara langsung (bertatap muka) dengan orang lain, menurunnya produktifitas kinerja seseorang karena akan sibuk menggunakan jejaring sosial dibandingkan bekerja, berkurangnya perhatian pada keluarga, terjadinya kesalahpahaman dan membuat seseorang boros karena jika tidak bisa mengendalikan diri untuk menggunakan jejaring sosial yang berbayar karena penggunaan internet maka orang itu akan menghabiskan banyak uang untuk hal ini.

 

Macam-macam Situs Jejaring Sosial

Gambar

  1. sixdegrees.com (1997)
  2. lunarstorm.se (1999)
  3. livejournal.com (2000)
  4. MySpace (http://www.myspace.com/)
  5. Facebook (http://www.facebook.com/)
  6. Windows Live Spaces (http://spaces.live.com/)
  7. Friendster (http://www.friendster.com/)
  8. hi5 (http://www.hi5.com/)
  9. Flickr (http://www.flickr.com/)
  10. Orkut (http://www.orkut.com/)
  11. Flixster (http://www.flixster.com/)
  12. Multiply (http://www.multiply.com/)
  13. Netlog (http://www.netlog.com/)
  14. Koprol (http://www. koprol.com/)
  15. http://www.kombes.com/

 

Sumber :          http://id.wikipedia.org/wiki/Jejaring_sosial

                         http://id.wikipedia.org/wiki/Jejaring_sosial

                         http://www.scribd.com/doc/78363152/Pengertian-Jejaring-Sosial